Harlah ke -27, PKB Gelar Tirakatan dan Santunan 27 Ribu Anak Yatim

 


Memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), DPC PKB Grobogan menggelar kegiatan tirakatan di Kantor DPC PKB Grobogan, Selasa malam (22/7). Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh, kader, serta simpatisan PKB Grobogan.


Ketua panitia, Saidun, dalam sambutannya menyampaikan, rasa syukur atas usia PKB yang telah mencapai 27 tahun. 


Ia menegaskan, kegiatan adalah bentuk cinta kepada PKB sekaligus wujud silaturahmi dan tirakatan spiritual sebagai rasa syukur atas perjalanan dan pencapaian partai.


”PKB telah berdiri sejak tahun 1998. Dari tahun ke tahun, PKB menunjukkan peningkatan, baik dari sisi perolehan suara maupun jumlah kursi di DPR,” terang Gus Saidun.


Selain acara tasyakuran doa bersama juga melakukan santunan anak yatim piatu di Pondok Pesantren Assalam Desa/Kecamatan Kradenan Grobogan.


Santunan anak yatim dari DPP PKB menargetkan menyantuni 27.000 anak yatim piatu.


Ia juga menyoroti bahwa PKB lahir dari gagasan dan gerakan para alim ulama dan kiai, sebagai wadah politik warga Nahdlatul Ulama (NU). 


Sejak awal, PKB telah berhasil mencetak kader-kader berkualitas yang duduk di berbagai posisi strategis, mulai dari legislatif hingga eksekutif, termasuk KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang pernah menjadi Presiden RI dan KH Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden.


Acara tersebut juga menampilkan pemutaran sejarah PKB di Kabupaten Grobogan yang dikaitkan dengan dinamika politik nasional sejak era reformasi. 


Disebutkan bahwa pasca-lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998, muncul berbagai aspirasi dari warga NU untuk membentuk partai politik sendiri. Dari sinilah lahir Partai Kebangkitan Bangsa dengan simbol bumi dan bintang sembilan berwarna hijau.


Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus menunjukkan eksistensi dan pengaruh politik yang semakin kuat dalam kancah perpolitikan nasional.


Puncaknya, pada Pemilu 2024, PKB mencatatkan rekor sejarah dengan meraih 68 kursi DPR RI, tertinggi sejak partai ini berdiri, dengan perolehan suara nasional sebanyak 16.115.655 suara atau setara 10,61 persen.


Kesuksesan tersebut tak lepas dari kepemimpinan H. A. Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Ketua Umum DPP PKB, yang dinilai mampu membawa partai berbasis Nahdlatul Ulama ini tetap relevan dan terus berkembang di tengah dinamika politik nasional.


Namun, keberhasilan PKB hari ini, lanjutnya,  tak dapat dilepaskan dari jasa besar para pendiri partai, terutama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).


Sejarah mencatat, Gus Dur adalah tokoh sentral dalam lahirnya PKB sebagai kendaraan politik warga NU yang independen dan berbasis nilai.


PKB pertama kali mengikuti Pemilu pada tahun 1999. Di bawah bayang-bayang Gus Dur, partai ini sukses besar dengan mengantongi 13.336.982 suara (12,61%) dan 51 kursi DPR RI. Capaian tersebut membuat PKB menjadi kekuatan besar dalam peta politik nasional kala itu.


Tak hanya itu, gaya politik Gus Dur yang inklusif dan membumi berhasil membentuk koalisi Poros Tengah, yang kemudian mengantarkannya terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia melalui pemungutan suara dalam Sidang Umum MPR, dan Megawati Soekarnoputri ditunjuk sebagai Wakil Presiden.


Pada Pemilu 2004, PKB tetap bertahan di posisi tiga besar dengan 11.989.564 suara (10,57%) dan 52 kursi DPR RI.


Namun, pada Pemilu 2009, PKB sempat mengalami kemunduran drastis, hanya memperoleh 5.146.122 suara (4,94%) dan 28 kursi.


Masa-masa sulit PKB mulai berakhir di bawah kepemimpinan Cak Imin. Melalui konsolidasi internal, strategi politik terukur, serta pendekatan kepada basis Nahdliyin, PKB mulai menunjukkan tren positif.


Pemilu 2014: PKB bangkit dengan meraih 11.298.957 suara (9,04%) dan 47 kursi DPR RI dan 2019: Meningkat menjadi 13.570.970 suara (9,69%) dengan 58 kursi Sedangkan tahun 2024: Puncaknya, PKB mencatat sejarah dengan 16.115.655 suara (10,61%) dan 68 kursi DPR RI


Dewan Syura PKB Grobogan, KH Musyafak Zain, dalam sambutannya berharap agar PKB tetap solid dan memperjuangkan aspirasi warga NU secara konsisten.


”Nilai juang PKB adalah untuk memperbaiki ketimpangan politik warga NU. Dulu, warga NU hanya bisa 'numpang' di partai lain. Kini kita punya rumah sendiri,” ujarnya. 


KH Musyafak menegaskan bahwa eksistensi PKB bukan untuk mencari kekuasaan semata, melainkan sebagai kendaraan aspirasi umat dan perjuangan nilai-nilai NU yang ramah dan seimbang.


Ia juga menyampaikan pentingnya kolaborasi antara pengurus DPC, DPW, dan DPP, serta menjaga hubungan baik dengan pemerintah daerah.


Di akhir acara, disampaikan pula bahwa PKB Grobogan akan terus menjadi mitra kritis Pemerintah Kabupaten Grobogan.



Sebagai partai koalisi, PKB berkomitmen untuk tetap mengawal kebijakan publik agar selalu berpihak pada rakyat.


“Jika kebijakan pemerintah tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat, maka PKB siap menyuarakan kritik. Namun semua dilakukan dengan semangat kebersamaan demi kemajuan Grobogan,” tutupnya.


Penulis : Rubadi

Editor : Rubadi

Lebih baru Lebih lama
Post ADS 1