PAC GP Ansor Brati Gelar Pelatihan Pembuatan Kompos dari Kohe

GROBOGAN – Dalam upaya mendorong kesadaran lingkungan dan kemandirian ekonomi petani, Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Brati, Kabupaten Grobogan, menggelar pelatihan pembuatan kompos dan pupuk organik cair (POC) dari kotoran hewan (kohe), belum lama ini. 


Kegiatan ini diikuti oleh para kader Ansor, petani, serta masyarakat umum yang antusias ingin belajar mengelola limbah ternak menjadi produk yang bermanfaat.


Mereka juga memanfaatkan sisa baglok jamur tak terpakai untuk dijadikan pupuk kompos. Kegiatan tersebut dilaksanakan, Senin (7/7/2025) lalu.


Ketua PAC GP Ansor Brati, Muhammad Chanifudin, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian nyata Ansor terhadap isu lingkungan dan pertanian berkelanjutan.


“Kohe selama ini dipandang sebagai limbah yang menjijikkan, padahal kalau dikelola dengan benar bisa menjadi sumber kehidupan baru bagi tanah dan tanaman. Kami ingin membangun kesadaran itu,” ujarnya.


Pelatihan ini menghadirkan trainer Nur Hisyam Tasliman, yang membimbing peserta mulai dari teori dasar hingga praktik langsung pengolahan kotoran hewan menjadi kompos padat dan cair. 


Dalam pemaparannya, Nur Hisyam menekankan pentingnya tanggung jawab terhadap alam, khususnya dalam konteks peternakan dan pertanian.


“Peternak tidak cukup hanya mengambil manfaat dari hewan ternak. Mereka juga wajib bertanggung jawab terhadap limbahnya, agar tidak mencemari tanah dan air. Dengan mengolahnya menjadi pupuk, kita justru memberi kehidupan baru pada alam,” tutur Hisyam, Kamis (10/7/2025).


Lebih dari Sekadar Pupuk, Ini Gerakan Sosial


Kegiatan ini tidak hanya tentang teknik pembuatan kompos, tapi juga mengandung pesan-pesan penting:


1. Peduli Lingkungan: Mengubah limbah kotoran hewan menjadi kompos membuktikan bahwa sesuatu yang dianggap kotor bisa jadi solusi bagi kesuburan tanah.



2. Tanggung Jawab terhadap Alam: Memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tak hanya memanfaatkan alam, tetapi juga menjaga dan memeliharanya.



3. Kemandirian Petani dan Peternak: Melatih kreativitas dan kemandirian petani agar tidak tergantung pada pupuk kimia yang mahal.



4. Pertanian Berkelanjutan: Menjadikan pertanian tidak menghasilkan limbah, tapi memperkaya tanah secara alami.



5. Edukasi dan Keteladanan: Mendorong para kader Ansor menjadi agen perubahan di desa-desa dalam menjaga keseimbangan alam.


Muhammad Chanifudin berharap, kegiatan serupa bisa terus dikembangkan dan menyasar lebih banyak kalangan.


“Kami ingin menjadikan Ansor sebagai garda depan dalam gerakan peduli lingkungan dan pertanian organik. Ini bukan cuma program, tapi bentuk nyata kontribusi pemuda NU untuk masa depan bumi dan generasi mendatang,” tegasnya.


Penulis : Rubadi

Editor : Rubadi


Lebih baru Lebih lama
Post ADS 1