GROBOGAN - Jajaran Pengurus Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Grobogan menyatakan keberatan atas tayangan program “Xpose Uncensored” di Trans7 yang menampilkan narasi tendensius dan menyesatkan terkait kehidupan pesantren.
FKPP Grobogan pun mengecam tayangan, yang baru-baru ini disiarkan. Tayangan tersebut dinilai telah menghina nilai-nilai luhur dan marwah pesantren.
Dalam tayangan itu, kedisiplinan pesantren dinarasikan sebagai bentuk penindasan terhadap santri, penghormatan kepada guru dianggap feodalisme, dan pengabdian santri dipersepsikan sebagai bentuk perbudakan.
“Framing semacam ini bukan hanya keliru, tetapi juga berpotensi merusak citra pesantren yang selama ini menjadi benteng moral, spiritual, dan kebangsaan Indonesia,” tegas Gus Syaidun Ketua FKPP Grobogan.
Khodimul Ma'had Ponpes Assalam Kradenan itu menilai bahwa Trans7 telah mengabaikan tanggung jawab moral dan sosial media massa, dengan menayangkan konten yang tidak berimbang dan berpotensi menimbulkan stigma negatif terhadap pesantren serta para kyai.
Sebagai bentuk tanggung jawab moral, maka FKPP Kabupaten Grobogan menyampaikan beberapa sikap resmi:
1. Mengecam keras tayangan “Xpose Uncensored” Trans7 yang telah merendahkan martabat pesantren dan ulama.
2. Menuntut permintaan maaf terbuka dari pihak Trans7 kepada masyarakat pesantren dan umat Islam.
3. Mendorong Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk memberikan sanksi tegas terhadap pelanggaran prinsip etika dan norma siaran publik.
4. Mengimbau seluruh media nasional agar lebih berhati-hati dalam mengangkat isu keagamaan, serta menghormati nilai dan tradisi pesantren.
5. Mengajak masyarakat dan santri agar tidak terprovokasi, tetap menjaga persaudaraan, dan terus menegakkan nilai-nilai akhlakul karimah.
“Pesantren bukan tempat penindasan, tapi pusat peradaban. Santri bukan budak, tapi pewaris perjuangan ulama. Dan kyai bukan simbol feodalisme, tetapi penjaga moral bangsa,” ujarnya
FKPP Grobogan juga menegaskan komitmennya untuk terus menjaga kehormatan lembaga pesantren dan memperjuangkannya, serta tetap menjunjung tinggi adab, etika, dan nilai-nilai kebenaran.
Penulis : Rubadi
Editor : Rubadi