GABUS, Grobogan — Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pagar Nusa Gabus sukses menggelar acara Wisuda dan Pengesahan Warga Baru tahun 2025 Ahad (27/7/2025).
Acara yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan kaderisasi Pagar Nusa itu diikuti oleh puluhan santri, dan dipusatkan di dua lokasi: Balai Kesenian Banjarejo serta Taman Ganesa.
Dengan mengusung semangat “Bela Diri untuk Mengabdi”, kegiatan tak hanya menjadi ajang pengesahan fisik, namun juga spiritualitas, tradisi keilmuan, serta penguatan sanad keulamaan dan kepesantrenan dalam tubuh Pagar Nusa.
Kegiatan Padat, Disiplin, dan Bermakna
Rangkaian acara dimulai pukul 13.00 WIB dengan sesi pembekalan dari Pelatih PC Pagar Nusa Grobogan. Materi seperti Sejarah Pagar Nusa dan Peraturan Organisasi menjadi bekal wajib bagi para calon pendekar sah.
Usai pembekalan dan salat ashar berjamaah, kegiatan berlanjut di Taman Ganesa dengan demonstrasi teknik bela diri. Persembahan jurus dan ketangkasan dari para santri menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu undangan.
Tokoh Penting Hadir, Doa dan Petuah Mengalir
Puncak acara malam hari digelar dengan penuh kekhidmatan, dimulai ba’da Isya. Sejumlah tokoh penting hadir memberikan restu dan penguatan spiritual, antara lain:
Simbah Kyai Timbul Subakir – Dewan KHOS PC Pagar Nusa Grobogan
Simbah Kyai Nahrowi – Dewan KHOS PAC Gabus
Simbah Kyai Rustam Aji – Dewan Pendekar PC Pagar Nusa Blora
KH Ahmad Sahal Mansyur – Ketua Tanfidziyah MWC NU Gabus
Ahmad Taufik – Ketua PAC Pagar Nusa Gabus
Supyan – Ketua Ranting NU Banjarejo
Midcholus Surur – Ketua PAC GP Ansor Gabus
Komandan Suwarno – Komandan Satkoryon Banser Gabus
Perwakilan Polsek dan Koramil Sulur Sari
Para sesepuh Pagar Nusa Gabus dan tamu kehormatan dari berbagai daerah
Acara dibuka dengan tahlil dan rotib dipimpin oleh Simbah Kyai Markain, menambah nuansa sakral malam tersebut. Dalam sambutannya, perwakilan Polsek Sulur Sari berpesan agar warga baru menjadi pendekar yang disiplin, tertib, dan menghindari tindakan anarkis.
KH Ahmad Sahal Mansyur menegaskan bahwa santri Pagar Nusa harus kuat di silat, unggul dalam ngaji, serta teguh dalam menjaga marwah Nahdlatul Ulama.
“Santri Pagar Nusa bukan hanya kuat secara fisik, tapi juga harus tangguh dalam akidah dan cerdas dalam mengaji. Mereka adalah penjaga ulama dan benteng ahlussunnah wal jamaah di tengah arus zaman,”terangnya,
Ketua PAC Ahmad Taufik menyampaikan bahwa Pagar Nusa adalah garda terdepan penjaga kiai, dan pengabdian di tubuh NU adalah bentuk cinta sejati kepada bangsa dan agama.
“Pengabdian di Pagar Nusa adalah bentuk cinta kepada ulama. Kita bukan hanya belajar silat, tapi mewarisi amanah perjuangan dan menjaga marwah kiai dengan segenap jiwa raga,” ujarnya.
Sambung Sanad dan Warisan Spiritual
Salah satu agenda paling sakral adalah Sambung Sanad, dipimpin oleh Simbah Kyai Suwito, yang menjelaskan asal-usul dan estafet sejarah Pagar Nusa PAC Gabus—sebuah warisan spiritual yang harus dijaga dan diteruskan.
Hal ini dilanjutkan dengan Pentas Seni dan Bantingan, dipandu oleh Simbah Kyai Rustam Aji, yang memperkenalkan pula Padepokan Lintang Panjer Songo dan kontribusi Pagar Nusa Blora.
Momen Haru: Wisuda, Ijazahan, dan Sungkeman
Puncak acara, yaitu Prosesi Wisuda Pengesahan dan Pengijazahan, dipimpin langsung oleh Simbah Kyai Nahrowi. Momen sakral ini mengukuhkan para santri sebagai Warga Sah Pagar Nusa, disertai dengan prosesi sungkeman dan membasuh kaki wali santri.
Air mata haru tumpah ketika para pendekar muda memohon restu dan mengungkap bakti kepada orang tua. Prosesi ini dipandu dengan penuh kekhusyukan oleh Kang Muhammad Jaelani.
“Ketika seorang pendekar mencuci kaki orang tuanya, di sanalah letak kekuatan sejati bukan di pukulan, bukan di jurus, tapi dalam takzim dan bakti," ucap Jaelani.
Penutup Penuh Harapan
Acara ditutup dengan doa oleh Simbah Kyai Nujumur Rosyad, memohon keberkahan, kekuatan, dan keistiqamahan para pendekar baru dalam membela agama, bangsa, dan menjaga para ulama.
Penulis : Karwanto
Editor : Rubadi